Menanam Yang Berpucuk Memelihara Yang Bernyawa

Menanam yang berpucuk memelihara yang bernyawa.
Barusan saya pulang dari sawah sore tadi saya melihat jejeran batang pinang serta batang kelapa.

Umurnya Saya rasa sudah puluhan tahun.

Orang yang menanamnya pun saya rasa sudah meninggal.

Yang terpikir oleh saya ketika pohon pinang dan pohon kelapa tersebut semakin tua umurnya dan akhirnya mati.

Berarti kalau tidak ada yang menanam kembali maka pinang dan kelapa tersebut akan semakin berkurang di negeri saya.

Padahal di Ranah Minang ini untuk memasak makanan berkelas  bahan utamanya adalah santan yang terbuat dari kelapa.

Kemudian untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan rata-rata ibu-ibu dahulu rajin mengunyah sirih yang salah satu bahannya adalah buah pinang.

Kedua pohon ini adalah emas yang tidak ternilai harganya.

Tapi keduanya seakan terabaikan pada masa sekarang.

Kalau kita kaji dan kita teliti manfaat dan khasiat buah kelapa serta buah pinang tersebut sangat banyak sekali.

Kalau kedua pohon ini bisa ditanam di luar negeri tentu mereka tidak perlu meracik bumbu bumbu instan untuk produksi makanan mereka.

Malah bangsa kita sendiri yang tidak mau mengolah hasil sumber daya alam yang sangat luar biasa ini.

Jadi Marilah mulai sekarang kita mengamalkan tradisi serta menghidupkan kembali petuah dari nenek moyang kita untuk bersahabat dengan alam.

Memulainya cukup sederhana yaitu dengan mulai tekun dalam menanam kembali apapun tumbuhan dan tanaman yang bermanfaat di sekitar kita.

Memulai dengan hal-hal yang kecil akan membuat kebiasaan yang positif sehingga akan timbul ide dan inspirasi untuk mengembangkan secara luas.

Kebiasaan menanam tanaman ini akan berguna bagi kita setidaknya dengan memulai dengan menanam tanaman-tanaman untuk bumbu dapur di sekeliling rumah kita atau di pot pot yang diletakkan di sekeliling rumah.

0 Response to "Menanam Yang Berpucuk Memelihara Yang Bernyawa"

Post a Comment