Penghasil Belut Nomor Satu Jadi Nomor Kuncit

Nomor satu jadi nomor kunci ini adalah fenomena yang terjadi di alam Ranah Minang sekarang.

Sebenarnya kita lihat kondisi dimana alam Ranah Minang ini banyak menghasilkan sumber daya yang bernilai tinggi yang sebenarnya sangat dicari-cari oleh segenap orang di penjuru dunia.

Contoh sederhana saja adalah belut.

Rata-rata setiap orang Minang suka makan belut apalagi goreng belut cabe hijau Rasanya nikmat dan sangat lezat.

Tapi kalau dicermati sekarang untuk mencari belut ternyata telah sulit.

Di tempat saya di daerah Ampek angkek masih hidup orang-orang tua yang menceritakan betapa banyaknya belut belut yang ada di sawah dahulu.

Orang orang tua dahulu sepulang mereka sekolah biasanya masih bisa untuk mencari belut dibawa pulang dan dijadikan sambal.

Begitu mudahnya untuk mendapatkan belut saat itu sehingga bagi keluarga yang hidup dari bertani memakan belut adalah sesuatu hal yang biasa.

Namun sekarang di tempat saya untuk mencari belut sangatlah susah.

Yang bisa mencari belut biasanya dengan cara memancing belut tersebut ke tempat-tempat yang terburuk serta di semak-semak belukar yang ada bandar atau airnya.

Dahulu di tiap-tiap sawah ada banyak belut yang untuk mengambilnya serta menangkapnya tidaklah susah.

Apa yang terjadi yang menyebabkan kondisi ini.

Kalau diteliti lebih dalam ternyata sejak masuknya pupuk kimia dan racun-racun ke lahan pertanian kita maka berangsur-angsur segala hewan dan tumbuhan yang dulu banyak berkembang mulai menjadi berkurang.


Apalagi pupuk urea yang wajib diberikan lahan lahan sawah ternyata bisa mengakibatkan gendut menjadi mandul.

Selain itu pupuk urea yang ada di sawah menyebabkan tanah tanah sawah menjadi keras dan Bakut sehingga hewan yang hidup di sawah lama-lama berkurang dan habis.

Akibat dari jarangnya belut yang ada di sawah sekarang harga belut telah menjadi dua kali lipat harga ayam potong.

Goreng belut yang dulunya sangat mudah kita dapat sekarang menjadi sesuatu yang sulit didapat dan mahal harganya.


Inilah sebab karena kita berlawanan dengan alam.

Kemana para ahli-ahli pertanian kita dan siapa sebenarnya yang ada di balik semua ini.

Sebenarnya walaupun kita telah merdeka akan tetapi negeri kita ini secara rahasia telah menjadi objek pasar bagi orang-orang yang berdagang tempat kita.

Memang tidak ada salahnya orang berdagang ke tempat kita akan tetapi kalau dagangannya bisa menyebabkan efek negatif bagi kita, kenapa tidak kita sadari dan saring.

Sebenarnya dengan memanfaatkan potensi yang ada telah cukup bagi kita untuk mengembangkan lahan pertanian yang ada di negeri kita tanpa tergantung oleh produk luar yang belum tentu bermanfaat positif bagi kita.

Di luar negeri sekarang orang-orang telah kembali kepada pertanian organik dan mereka pun lebih cenderung untuk memakan sesuatu yang berasal dari pertanian organik untuk mereka konsumsi.


Jadi alangkah bodohnya negeri kita kalau tidak mau menyadari hal ini bahwa sebenarnya sesuatu yang merusak itu jangka panjangnya akan merugikan kita semua dan kita bersama.

Memang tidaklah mudah untuk mengubah paradigma serta pemikiran yang ada di kalangan petani kita sekarang.

Kalau semuanya dilakukan secara bergotong-royong dan saling membantu hal ini akan menjadi mudah.

0 Response to "Penghasil Belut Nomor Satu Jadi Nomor Kuncit"

Post a Comment